Home

Jumat, 28 Desember 2012

Akibat Bumi Memanas


BUMI MEMANAS KUMAN PENYAKIT MENGGANAS

Suhu permukaan bumi dalam tiga dekade terakhir mengalami kenaikan yang siginifkan dibandingkan dengan rata-rata  suhu permukaan bumi dua abad terakhir. Apa artinya, di seluruh dunia manusia akan menghadapi perubahan lingkungan hidupnya, karena perubahan suhu mempengaruhi banyak hal. Apabila kenaikan suhu tersebut terus dibiarkan, manusia akan punah, berarti kita semua akan punah “sangat mengerikan kalau mendengar kalimat itu”  agama samawi mengajarkan, suatu ketika dunia akan sangat panas dan tidak ada lagi manusia yang bisa hidup atau meminta pertolongan dari manusia lain. Itulah Kiamat!!!!  Khawatirkah kita? Ah…. Itu semua kan sudah takdir dari Tuhan. Semua sudah diatur oleh tuhan, bahwa tidak ada yang kekal yang ada dialam ini. Bukankah kenaikan suhu juga dapat disebabkan karena suhu permukaan matahari yang semakin tinggi? Apa yang bisa kita lakukan? Banyak  pertanyaan dapat kita lontarkan. Tetapi, yang jelas, manusia memiliki perasaan, agama juga mengajarkan agar kita dapat mencegah kemunkaran. Kerusakan atau keadaan yang dapat membahayakan alam ini dapat kita cegah, jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi itu tetap terjadi, itulah barangkali yang dinamakan Takdir.
Kekuasaan manusia di planet bumi  akan berakhir karena manusia tidak bias mentolerir kenaikan iklim bumi  karena ulahnya sendiri. Cilaka memang, manusia yang membuat itu semua tetapi efeknya bukan saja manusia yang merasakan, tetapi  jutaan spesies makhluk hidup lain juga ikut merasakan. “Ego!!”
Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
Pemanasan global juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan resiko munculnya penyakit yang ditimbulkan oleh kutu di wilayah Eropa Utara. Peyakit lain yang teridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan oleh semacam bakteri di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit kepala, kejang, dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis kutu rusa yang  telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga benyek ditemukan pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang biak terutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk, yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannya langsung, yakni tingginya angka korban yang menderita demam berdarah.
WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-rata global, yakni penyakit yang menyerang saluran pernapasan. “Gelombang panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat,” kata Bettina Menne, anggota WHO divisi Eropa. Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan pesisir, dan mencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah kolera dan malaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladesh disebut sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di dataran rendah dan sering mengalami banjir. Mencairnya puncak es Himalaya, luasnya daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi pada anak-anak.
Maria Neira, direktur WHO untuk layanan kesehatan publik mengatakan bahwa kebutuhan akan peraturan penyelamatan lingkungan semakin mendesak. Menurutnya dampak dari pemanasan global sangat luas, tidak terbatas pada masalah lingkungan dan dampak ekonomi saja, namun menyangkut kesehatan manusia. Ia meminta para ahli kesehatan untuk lebih aktif terlibat dalam pembuatan peraturan tentang penggunaan energi dan konservasi lingkungan. Neira juga mengatakan agar para pemimpin politik menyiapkan tindakan yang cepat dalam menghadapi berbagai wabah penyakit.
Karena pemanasan global terjadi di lapisan troposfer (lapisan atmosfer terdekat dengan kehidupan manusia; tempat terjadinya berbagai fenomena cuaca), maka tidak bisa dipungkiri bahwa pemanasan global juga akan menyebabkan perubahan iklim (climate change). Diprediksikan bahwa perubahan iklim bisa menyebabkan musim kemarau yang semakin panjang serta musim hujan yang semakin pendek periodenya namun dengan peningkatan intensitas curah hujan (Meiviana dkk., 2004). Kedua hal tersebut: musim kemarau yang berkepanjangan serta tingginya curah hujan, sudah dirasakan masyarakat di tanah air. Kemarau panjang menyebabkan kegagalan pertanian dan kekurangan air bersih yang akut di berbagai tempat. Tingginya curah hujan menimbulkan bencana banjir di mana-mana. Beberapa ilmuwan juga mencoba menghubungkan perubahan iklim dengan semakin tingginya frekuensi dan intensitas badai (hurricane) yang terjadi di berbagai wilayah di bumi, utamanya belahan utara dan selatan bumi.
Beberapa masalah kesehatan, seperti penyakit malaria dan demam berdarah, juga ditengarai mengalami peningkatan akibat perubahan iklim (Meiviana dkk., 2004). Kenaikan temperatur bisa menyebabkan lebih singkatnya periode pertumbungan nyamuk yang selanjutnya berperan dalam peningkatan wabah malaria dan demam berdarah.
Langkah-langkah pencegahan untuk menghadapai berbagai wabah penyakit dapat kita lakukan antara lain (1) pencegahan melalui Sistem Bio Informatika, yaitu penanganan perubahan dengan mengadakan peringatan dini sebelum terjadi wabah, maka diharapkan wabah penyakit dapat dicegah, (2) dari sisi kesehatan lingkungan, Mengembangkan Desa Sehat, yang diharapkan masyarakat dapat mengatasi permasalahan yang timbul (3) mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan (menggunakan energiai tenaga surya) (4) mengubah perilaku masyarakat (menghemat pemakaian minyak tanah yaitu dengan meminum air minum isi ulang atau air kemasan).
Secara rinci penulis mengemukakan beberapa trik-trik sederhana untuk mengurangi pemanasan global yang dapat kita lakukan dikehidupan sehari-hari antara lain pada:
1.      Penggunaan kendaraan bermotor (transportasi) : Hindari menggunakan pesawat terbang untuk jarak kurang dari 500 km, Tinggalkan mobil di rumah untuk jarak yang tidak terlalu jauh, Gunakan kendaraan umum, kurangi polusi, Gunakan sepeda untuk perjalanan jarak pendek, Matikan mobil jika menunggu lebih dari 30 detik, Panaskan mobil seperlunya, Periksa tekanan ban mobil karena kurangnya tekanan menyebabkan boros bahan bakar, Turunkan barang dari bagasi jika tidak dibutuhkan, Rawatlah sistem pengeluaran polusi kendaraan bermotor Anda.
2.      Ketika kita berada di kantor dan sekolah : Matikan perangkat kantor di malam hari dan saat libur, Matikan monitor komputer saat istirahat, Matikan lampu jika tidak digunakan, Gunakan perangkat kantor hemat energy, Lakukan audit energi untuk penghematan, Jangan tinggalkan alat-alat elektronik dalam keadaan stand-by, Hemat kertas dengan mencetak bolak-balik, Hemat pemakaian tisu, Mengurangi pemakaian AC, gunakan kipas angin, Menanam pohon di sekitar pekarangan Anda, Ikut mendukung kampanye pelestarian alam.
3.      Ketika kita berada di rumah : Tutup kran air dengan rapat, Hemat air untuk mandi, Gunakan mesin cuci hanya jika cucian banyak, Matikan lampu dan alat elektronik jika tidak digunakan, Panaskan air untuk minum seperlunya, Pilih alat elektronik hemat energy, kurangi menggunakan wadah plastik, Pasang pemanas bertenaga matahari di atap rumah, Ganti tisu dengan lap kain, Mengurangi pemakaian AC, Menanam pohon di sekitar pekarangan Anda, Ikut mendukung kampanye pelestarian alam.
Secara tidak sadar kita telah ikut menjadi penyebab  pemanasan global karena kegiatan kita sehari-hari. Salah satu penyebab pemanasan global adalah gas rumah kaca, gas rumah kaca lepas ke udara, saat kita menyalakan televise, computer, memasang AC, menyalakan lampu, menggunakan pengering rambut, mengendarai mobil/motor, bermain video game, menyalakan radio, menggunakan microwave/oven, mencuci atau mengeringkan pakaian dengan mesin, membuang sampah ke, tempat penimbunan sampah, menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, menggunakan barang-barang pabrikan.
Kita berharap agar bumi kita yang hanya satu ini masih mampu menampung generasi-generasi manusia di masa mendatang. Oleh karena itulah, merupakan tugas kita bersama untuk menyembuhkan atmosfer kita yang sedang sakit sehingga kuman-kuman penyakit dapat terkendali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar